POLIJE REOPENS ORANGE-PICKING AGROTOURISM AT INNOVATION AND HIGHLAND TEACHING FACTORY

05 May 2025
Admin

Politeknik Negeri Jember (Polije) kembali membuka program Agrowisata Pemetikan Jeruk di Pabrik Pendidikan (Tefa) Taman Inovasi dan Dataran Tinggi. Inisiatif ini tidak hanya mencerminkan pemanfaatan praktis lahan hortikultura oleh lembaga pendidikan, tetapi juga berfungsi sebagai bentuk alternatif wisata pendidikan bagi warga Jember dan sekitarnya.

Kebun Inovasi Tefa merupakan bagian dari program pengembangan dan penerapan teknologi pertanian Polije, yang berfokus pada berbagai tanaman hortikultura, termasuk tanaman tahunan seperti jeruk dan tanaman musiman. Destinasi agrowisata ini terbuka untuk umum dan komunitas Polije, menawarkan pengalaman langsung memetik dan mencicipi jeruk segar langsung dari pohonnya.

Ujang Tri Cahyono, Manajer Kebun Inovasi dan Dataran Tinggi Tefa di Polije, menjelaskan bahwa musim panen jeruk saat ini merupakan momen ideal untuk membuka kebun bagi agrowisata umum.

“Kebun kami sedang dalam puncak musim panen jeruk, jadi kami mengundang masyarakat untuk datang dan menikmati buah langsung dari pohon. Dengan biaya Rp15.000, pengunjung dapat memetik dan memakan jeruk sebanyak yang mereka inginkan di lokasi. Jika ingin membawa pulang, mereka dapat memetik sendiri dan membayar sesuai berat buahnya,” jelas Ujang.

Dia menambahkan bahwa kegiatan ini rutin diadakan setiap musim panen, sejalan dengan pendekatan Tefa yang menggabungkan pendidikan, pelatihan, dan praktik langsung dengan keterlibatan masyarakat.

“Kami bertujuan menjadikan kebun ini sebagai ruang belajar sekaligus tempat interaksi antara dunia akademis dan masyarakat. Selain jeruk, kami juga menanam berbagai tanaman lain yang dipanen secara bergantian,” tambahnya.

Acara ini mendapat respons positif dari pengunjung. Aris Wibowo, pengunjung lokal dari Jember, mengungkapkan kegembiraan dan apresiasinya atas kesempatan membawa keluarganya ke lokasi tersebut.

“Pengalaman ini luar biasa. Saya bisa memetik dan menikmati jeruk segar langsung dari pohon. Anak-anak dan cucu saya juga sangat antusias. Ini bukan hanya menyenangkan—tetapi juga edukatif. Kami tidak perlu pergi jauh dari kota untuk menemukan pengalaman wisata seperti ini,” kata Aris.

Dia juga menyoroti pentingnya kegiatan semacam ini, terutama di era digital saat ini ketika anak-anak sering menghabiskan lebih banyak waktu di depan layar.

“Ini bisa menjadi alternatif yang sehat dan edukatif untuk rekreasi keluarga,” tambahnya.

Agroturisme Petik Jeruk Polije buka setiap hari selama musim panen, dengan kunjungan puncak tercatat pada akhir pekan. Pengunjung datang tidak hanya dari Jember tetapi juga dari kota-kota tetangga seperti Ngawi, Situbondo, Bondowoso, dan Lumajang. Hal ini menunjukkan minat publik yang semakin besar terhadap pariwisata berbasis pendidikan dan pertanian.

Melalui inisiatif ini, Polije menunjukkan komitmen kuatnya terhadap pendidikan terapan sambil juga secara aktif mendukung pariwisata lokal dan ketahanan pangan. Diharapkan program ini akan terus berkembang dan menjadi model kolaborasi antara pendidikan vokasi, inovasi pertanian, dan pemberdayaan masyarakat. (rda)