
PROJECT-BASED LEARNING PROVES ITS EFFECTIVENESS AGAIN: AGRIBUSINESS STUDENTS OF POLIJE HARVEST SELF-CULTIVATED WATERMELONS
Metode Pembelajaran Berbasis Proyek (PBL) sekali lagi membuktikan keefektifannya dalam membentuk generasi inovatif di bidang pendidikan vokasi. Mahasiswa Program Studi Manajemen Agribisnis Diploma Tiga (D3) di Politeknik Negeri Jember (Polije) telah mencapai hasil yang nyata dengan memproduksi semangka berkualitas tinggi yang ditanam secara mandiri di Kebun Inovasi Pabrik Pendidikan.
Kegiatan ini merupakan bagian dari mata kuliah praktikum pada semester genap tahun akademik 2024–2025. Mahasiswa secara aktif terlibat dalam seluruh proses produksi hortikultura—mulai dari perencanaan, pemilihan benih, persiapan lahan, penanaman, pemeliharaan, teknik penyerbukan, panen, pemasaran, hingga analisis bisnis. Semua tahap tersebut diintegrasikan ke dalam metode pembelajaran berbasis proyek yang bertujuan untuk memperkaya pengalaman praktis mahasiswa dalam agribisnis.
Dhani Mas Ahmad Ilyasa, salah satu peserta PBL, berbagi antusiasmenya terhadap proyek ini.
“PBL ini dilaksanakan dalam bentuk sesi praktis dalam mata kuliah Produksi Tanaman Hortikultura. Kami menanam semangka sebagai komoditas pilihan. Melalui PBL ini, kami belajar memahami proses budidaya dari pemilihan benih hingga panen,” ujarnya.
Dhani menjelaskan lebih lanjut bahwa semangka yang dipanen akan dibagi menjadi dua tujuan: sebagian akan dijual, sementara sisanya akan diolah menjadi produk bernilai tambah untuk Pameran Produk mendatang.
“Kami berharap panen tahun ini akan lebih baik dan memuaskan daripada tahun sebelumnya,” tambahnya.
Linda Ekadewi Widyatami, dosen pembimbing dan Koordinator Program Studi Manajemen Agribisnis D3, menyatakan bahwa PBL ini melibatkan dua mata kuliah utama: Produksi Tanaman Hortikultura dan Manajemen Agribisnis.
“Produk yang dipanen berasal dari dua varietas semangka: Black Sweet Dewangga dan Seedless Amara. Dalam kegiatan ini, mahasiswa tidak hanya dilatih dalam aspek teknis budidaya, tetapi juga dalam perencanaan bisnis, pengolahan produk, dan analisis kelayakan. Ini memberikan mereka pengalaman end-to-end yang lengkap,” jelas Linda.
Dia menambahkan bahwa proyek ini berlangsung selama satu semester penuh, dengan periode panen yang dimulai pada akhir April. Hasil panen dipasarkan melalui jaringan Innovation Garden dan saluran mahasiswa, serta akan dipamerkan dalam Pameran Produk PBL.
“Kegiatan ini tidak hanya mempersiapkan mahasiswa untuk menjadi kompeten dalam produksi pertanian; tetapi juga menumbuhkan mindset kewirausahaan. Kami bercita-cita agar lulusan kami dapat membangun usaha baru berbasis pertanian dan berkontribusi secara berarti terhadap ketahanan pangan nasional,” tegas Linda.
Selain produksi semangka segar, mahasiswa juga mengembangkan berbagai produk turunan semangka, seperti jus, selai, dan camilan sehat. Inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan nilai produk dan membuka peluang bisnis baru.
Lebih dari sekadar proyek akademik, inisiatif PBL ini juga mewakili dukungan konkret Polije terhadap program ketahanan pangan nasional. Dengan memperkenalkan mahasiswa pada manajemen agribisnis yang didasarkan pada inovasi dan teknologi, Polije bercita-cita menghasilkan lulusan yang siap menghadapi tantangan di sektor bisnis dan industri pertanian.
“Ke depan, Program Studi Agribisnis dan Kebun Inovasi akan terus berkolaborasi untuk mengembangkan model pembelajaran praktis berbasis proyek ini, memperkuat kompetensi lulusan dalam produksi teknis dan keterampilan manajerial,” tutup Linda Ekadewi Widyatami.
Dengan panen pertama yang sudah menunjukkan hasil yang terlihat, diharapkan perpaduan antara pembelajaran akademis dan kerja lapangan ini dapat menjadi model untuk pendidikan vokasi yang lebih praktis, produktif, dan memberdayakan, serta mendorong kemandirian generasi muda Indonesia di sektor agribisnis. (rda)